Laporan Proses Pengolahan
Minyak Bumi
Minyak bumi bukan
merupakan senyawa homogen, tapi merupakan campuran dari berbagai jenis senyawa
hidrokarbon dengan perbedaan sifatnya masing-masing, baik sifat fisika maupun
sifat kimia.
MINYAK BUMI
Minyak mentah (petroleum) adalah campuran yang
kompleks, terutama
terdiri dari hidrokarbon bersama-sama dengan
sejumlah kecil komponen yang mengandung sulfur, oksigen dan nitrogen dan sangat
sedikit komponen yang mengandung logam.
Struktur hidrokarbon yang ditemukan dalam minyak
mentah:
1. Alkana (parafin) CnH2n + 2
Alkana ini memiliki rantai lurus dan bercabang,
fraksi ini merupakan yang
terbesar di dalam minyak mentah.
2. Siklo alkana (napten) CnH2n
Sikloalkana ada yang memiliki cincin 5 (lima)
yaitu siklopentana ataupun cincin 6 (enam) yaitu sikloheksana.
3. Aromatik CnH2n -6
Aromatik memiliki cincin 6 (enam)
Aromatik hanya terdapat dalam jumlah kecil,
tetapi sangat diperlukan dalam bensin karena :
- Memiliki harga anti knock yang tinggi
- Stabilitas penyimpanan yang baik
- Dan kegunaannya yang lain sebagai bahan bakar
(fuels)
Proporsi dari ketiga tipe
hidrokarbon sangat tergantung pada sumber dari minyak bumi. Pada umumnya alkana
merupakan hidrokarbon yang terbanyak tetapi kadang-kadang (disebut sebagai
crude napthenic) mengandung sikloalkana sebagai komponen yang terbesar,
sedangkan aromatik selalu merupakan komponen yang paling sedikit.
Pengilangan/penyulingan (refining) adalah proses perubahan minyak mentah
menjadi produk yang dapat dijual (marketeble product) melalui kombinasi proses
fisika dan kimia. Produk yang dihasilkan dari proses pengilangan/penyulingan
tersebut antara lain:
1. Light destilates adalah komponen
dengan berat molekul terkecil.
a. Gasoline (Amerika Serikat) atau motor
spirit (Inggris) atau bensin (Indonesia) memiliki titik didih terendah dan
merupakan produk kunci dalam penyulingan yang digunakan sebagai bahan pembakar
motor 45% dari minyak mentah diproses untuk menghasilkan gasolin.
b. Naphta adalah material yang memiliki
titik didih antara gasolin dan kerasin. Beberapa naphta digunakan sebagai :
- Pelarut dry cleaning (pencuci)
- Pelarut karet
- Bahan awal etilen
- Dalam kemileteran digunakan sebagai bahan
bakar jet dikenanl sebagai jP-4
c. Kerosin memiliki titik didih tertinggi dan
biasanya digunakan sebagai :
- Minyak tanah
- Bahan bakar jet untuk air plane
2. Intermediate destilates merupakan
minyak gas atau bahan bakar diesel yang penggunaannya sebagai bahan bakar
transportasi truk-truk berat, kereta api, kapal kecil komersial, peralatan
pertanian dan lain-lain.
3. Heavy destilates merupakan komponen
dengan berat molekul tinggi. Fraksi ini biasanya dirubah menjadi minyak pelumas
(lubricant oils), minyak dengan
berat jenis tinggi dari bahan bakar, lilin dan stock cracking.
4. Residu
termasuk aspal, residu bahan bakar minyak dan petrolatum.
Fraksi Minyak
Bumi
Proses pertama dalam pemrosesan minyak bumi
adalah fraksionasi dari
minyak mentah dengan menggunakan proses
destilasi bertingkat, adapun hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Jangka titik
Didih (ºC)
Banyaknya atom karbon
Nama Penggunaan
Dibawah 30 1 - 4 Fraksi Gas Bahan Bakar Pemanas
30 – 180 5 – 10 Bensin Bahan bakar mobil
180 – 230 11 – 12 Minyak Tanah Bahan bakar jet
230 – 305 13 – 17 Minyak Gas Bahan bakar
diesel,
Pemanas 305 – 405 18 - 25 Minyak Gas Berat
Bahan bakar pemanas
Sisa: 1. Minyak bisa menguap : Minyak-minyak
pelumas, lilin, parafin dan vaselin.
2.
Bahan yang tidak bisa menguap : aspal dan arang minyak bumi.
Proses Pengolahan Minyak Bumi
Energi
yg paling banyak kita gunakan utk transportasi adalah bensin. Bensin ini
memiliki spesifikasi yg bermacam-macam, contohnya premium, pertamax, pertamax
plus. Perbedaan dari ketiganya adalah Bilangan
Oktan yang artinya kemampuan bahan bakar utk menahan knocking (ketukan)
dan terbakar scr spontan, juga bisa diartikan nilai perbandingan antara
isooktana dengan n-heptana. Isooktana
adalah hidrokarbon dalam minyak bumi yg sangat bagus karena tidak mudah
terbakar scr spontan dan beda dengan n-heptana
yg sangat mudah terbakar dg sendirinya.
Isooktana mempunyai struktur rantai bercabang dan n-heptana rantai lurus. Semakin tinggi
isooktana maka semakin bagus kualitas bensin. Sering juga utk menaikkan oktan,
mengurangi knocking dan menghindari polusi ditambahkan TEL (Tetra Ethyl Lead),
MTBE (Methyl Tertiary Butyl Ether).
Pertamax
'92 artinya dalam bahan bakar tsb tersusun dari 92% isooktana dan 8% n-heptana.
Adapun spesifikasi dari bensin adalah
- Premium bilangan oktannya '80 - 82
- Pertamax '91-92
- Pertamax Plus '95-98
Bensin
dengan oktan tinggi akan terbakar lambat apabila terkena tekanan shg irit BBM.
Pemilihan bahan bakar agar efisien dan ramah lingkungan terus diupayakan shg
kandungan terbanyak nantinya adalah isooktana dan menekan n-heptana, caranya
akan saya jelaskan dibawah.
Di
bidang teknik kimia kita seharusnya harus paham tentang pengolahan minyak bumi,
bagaimana bahan bakar diperoleh. Masih ingat dalam SMA dulu saya menghafalkan
urutan fraksi minyak bumi dari yang teringan ke terberat ( L Be Na Ke So Min )
yaitu LPG, BEnsin, NAfta, KErosin, SOlar, MINyak pelumas. Prosesnya sebagai
berikut:
Distilasi Bertingkat / Fraksinasi
Minyak
bumi yg didapat dari pengeboran lepas pantai masih berupa cairan kental (crude oil) yang mengandung komponen-komponen
lain seperti logam, belerang, nitrogen, air, dan garam-garam. Maka perlu
dilakukan pembersihan yg disebut Desalting
(menghilangkan garam-garam yg terikut dg mencampurkan minyak + air, shg garam
akan terlarut, selain itu juga mencucinya dengan asam basa shg komponen selain
hidrokarbon akan hilang). Setelah itu dilakukan pemasakan dgn furnace pada suhu 370 - 400 °C , uap yang dihasilkan dimasukkan lewat kolom feed (tempat masukan) menuju menara
distilasi. Menara distilasi memisahkan komponen berdasarkan titik didihnya.
Menara distilasi didesain seperti yg sudah saya jelaskan di postingan lalu
"desain kolom pemisah distilasi". Uap yang masuk akan bergerak
keatas, dan semakin keatas suhu menara semakin rendah, shg komponen yg
mempunyai titik didih rendah akan terus bergerak keatas dan masuk pada kolom distilat teratas dan komponen dg
titik didih tinggi akan mengisi kolom distilat
bawah. Fase yg bukan uap akan tertampung pada kolom bagian bawah sebagai
residu. Selanjutnya setelah melewati kolom distilat dilakukan kondensasi
menggunakan refrigerant.
Fraksi hidrokarbon yg didapatkan mulai dari kolom distilat teratas adalah :
Fraksi hidrokarbon yg didapatkan mulai dari kolom distilat teratas adalah :
- Proses Cracking
/ Pemecahan
Pada tahap ini fraksi minyak bumi bisa direkayasa untk menghasilkan jenis bahan bakar. Misalnya saja ingin bensin yg banyak dg jumlah karbon antara 5 -10.
Ada 3 cara cracking :
- Thermal Cracking
Prosesnya
dinamakan pyrolisis (menggunakan api) yaitu hidrokarbon jenis alkana dilewatkan
pada kolom dg suhu tinggi ( 700 - 900 °C )dan cepat-cepat didinginkan shg terjadi pemendekan rantai alkana (menjadi
alkena + hidrogen ). Juga bisa diartikan fraksi minyak bumi dengan jumlah atom
C besar ingin dipecah ke jumlah atom C kecil
- Catalytic Cracking
Proses
penggunaan katalis dan biasanya SiO2 dan Al2O3
- Hydro Cracking
Kombinasi
antara keduanya dan menghasilkan senyawa jenuh, dilakukan pada tekanan tinggi
- Reforming
Pengubahan
struktur molekul dari yg semula lurus menjadi bercabang, utk memperbaiki
kualitas dari bahan bakar (bensin) karena isooktana (bercabang) lebih baik
daripada n-heptana (lurus). Prosesnya dengan menggunakan katalis dan pemanasan
suhu tinggi.
- Polimerisasi
Penggabungan
molekul-molekul sederhana menjadi molekul komplek. Misalnya isooktana hasil
penggabungan antara isobutana dan isobutene.
- Treating
Pemurnian
minyak bumi dg penghilangan pengotor-pengotornya, misalnya penambahan soda
kaustik (NaOH).
- Blending
Proses
penambahan zat aditif, misal pada bensin ditambah TEL.
Pada
prinsipnya pengolahan minyak bumi dilakukan dengan dua langkah, yaitu desalting
dan distilasi.
A. Desalting
Proses
desalting merupakan proses penghilangan garam yang dilakukan dengan cara
mencampurkan minyak mentah dengan air, tujuannya adalah untuk melarutkan
zat-zat mineral yang larut dalam air. Pada proses ini juga ditambahkan asam dan
basa dengan tujuan untuk menghilangkan senyawa-senyawa selain hidrokarbon.
Setelah melalui proses desalting, maka selanjutnya minyak akan menjalani proses
distilasi.
B. Distilasi
Minyak
mentah yang telah melalui proses desalting kemudian diolah lebih lanjut dengan
proses distilasi bertingkat, yaitu cara pemisahan campuran
berdasar perbedaan titik didih. Fraksi-fraksi yang diperoleh dari proses
distilasi bertingkat ini adalah campuran hidrokarbon yang mendidih pada
interval (range) suhu tertentu. Proses distilasi
bertingkat dan fraksi yang dihasilkan dari distilasi bertingkat tersebut dapat
digambarkan sebagai berikut.
Diagram
menara fraksionasi (distilasi bertingkat) untuk penyulingan minyak bumi.
Pandangan irisan menunjukkan bagaimana fasa uap dan cairan dijaga agar selalu
kontak satu sama lain, sehingga pengembunan dan penyulingan berlangsung
menyeluruh sepanjang kolom.
Fraksi Hidrokarbon yang
Didapatkan dari Distilasi Bertingkat
Fraksi
|
Jumlah Atom C
|
Titik Didih
|
Kegunaan
|
Gas
|
C1
– C5
|
-164
°C – 30 °C
|
bahan
bakar gas
|
Eter
petroleum
|
C5
– C7
|
30
°C – 90 °C
|
pelarut,
binatu kimia
|
Bensin
|
C5-
C12
|
30
°C – 200 °C
|
bahan
bakar motor
|
Minyak
tanah
|
C12
– C16
|
175
°C – 275 °C
|
minyak
lampu, bahan bakar kompor
|
Minyak
gas, bakar, dan diesel
|
C15
– C18
|
250
°C – 400 °C
|
bahan
bakar mesin diesel
|
Minyak-minyak
pelumas, gemuk, jeli petroleum
|
C16
ke atas
|
350
°C ke atas
|
pelumas
|
Parafin
(lilin)
|
C20
ke atas
|
meleleh
52 °C – 57 °C
|
lilin
gereja, pengendapan air bagi kain, korek api,dan pengawetan
|
Ter
|
residu
|
aspal
buatan
|
|
Kokas
petroleum
|
residu
|
bahan
bakar, elektrode
|
Fraksi-faksi
yang didapatkan setelah proses distilasi selanjutnya diolah lebih lanjut dengan
proses reforming, polimerisasi, treating, dan blending.
1.
Reforming
Reforming merupakan suatu cara pengubahan bentuk, yaitu
dari rantai lurus menjadi bercabang. Proses ini digunakan untuk meningkatkan
mutu bensin.
2.
Polimerisasi
Polimerisasi merupakan suatu cara penggabungan monomer
(molekul molekul sederhana) menjadi molekul-molekul yang lebih kompleks.
3. Treating
Treating merupakan proses penghilangan kotoran pada minyak
bumi.
4. Blending
Blending merupakan proses penambahan zat aditif.
Pemrosesan Minyak Bumi
Pada pemrosesan minyak bumi melibatkan 2 proses
utama, yaitu :
1. Proses pemisahan (separation processes)
2. Proses konversi (convertion processes)
Proses pengilangan (refines) pertama-tama
adalah mengubah komponen
minyak menjadi fraksi-fraksi yang laku dijual
berupa beberapa tipe dari destilasi. Beberapa perlakuan kimia dan pemanasan
dilakukan untuk memperbaiki kualitas dari produk minyak mentah yang diperoleh.
Misalnya pada tahun 1912 permintaan gasolin melebihi supply dan untuk memenuhi
permintaan tersebut maka digunakan proses "pemanasan" dan
"tekanan" yang tinggi untuk mengubah fraksi yang tidak diharapkan.
Molekul besar menjadi yang lebih kecil dalam range titik didih gasolin, proses
ini disebut cracking.
A. Proses Pemisahan
(Separation Processes)
Unit operasi yang digunakan dalam penyulingan
minyak biasanya sederhana tetapi yang kompleks adalah interkoneksi dan
interaksinya.
Proses pemisahan tersebut adalah :
1. Destilasi
Bensin, kerasin dan minyak gas biasanya
disuling pada tekanan atmosfer,
fraksi-fraksi minyak pelumas akan mencapai suhu
yang lebih tinggi dimana zat-zat hidrokarbon mulai terurai (biasanya kira-kira
antara suhu 375 -400°C) karena itu lebih baik jika minyak pelumas disuling
dengan tekanan yang diturunkan. Pengurangan tekanan diperoleh dengan
menggunakan sebuah pompa vakum (vacuum pump).
2. Absorpsi
Umumnya digunakan untuk memisahkan zat yang
bertitik didih tinggi dengan gas. Minyak gas digunakan untuk menyerap gasolin
alami dari gas-gas basah. Gas gas dikeluarkan dari tank penyimpanan gas sebagai
hasil dari pemanasan matahari yang kemudian diserap ulang oleh tanaman. Steam
stripping pada umumnya digunakan untuk mengabsorpsi hidrokarbon fraksi ringan
dan memperbaiki kapasitas absorpsi minyak gas.
Proses ini dilakukan terutama dalam hal-hal
sebagai berikut:
- Untuk mendapatkan fraksi-fraksi gasolin alami
yang dapat dicampurkan pada bensin.
- Untuk pemisahan gas-gas rekahan dalam suatu fraksi
yang sangat ringan
(misalnya fraksi yang terdiri dari zat
hidrogen, metana, etana) dan fraksi yang lebih berat yaitu yang mempunyai
komponen-komponen yang lebih tinggi.
- Untuk menghasilkan bensin-bensin yang dapat
dipakai dari berbagai gas ampas dari suatu instalasi penghalus.
3. Adsorpsi
Proses adsorpsi digunakan untuk memperoleh
material berat dari gas.
Pemakaian terpenting proses adsorpsi pada
perindustrian minyak adalah :
- Untuk mendapatkan bagian-bagian berisi bensin
(natural gasoline) dari gas-gas bumi, dalam hal ini digunakan arang aktif.
- Untuk menghilangkan bagian-bagian yang
memberikan warna dan hal-hal lain yang tidak dikehendaki dari minyak, digunakan
tanah liat untuk menghilangkan warna dan bauxiet (biji oksida-aluminium).
4. Filtrasi
Digunakan untuk memindahkan endapan lilin dari
lilin yang mengandung
destilat. Filtrasi dengan tanah liat digunakan
untuk decolorisasi fraksi.
5. Kristalisasi
Sebelum di filtrasi lilin harus dikristalisasi
untuk menyesuaikan ukuran Kristal dengan cooling dan stirring. Lilin yang tidak
diinginkan dipindahkan dan menjadi lilin mikrokristalin yang diperdagangkan.
6. Ekstraksi
Pengerjaan ini didasarkan pada pembagian dari
suatu bahan tertentu dalam dua bagian yang mempunyai sifat dapat larut yang
berbeda.
B. Proses Konversi
(conversion processes)
Hampir 70% dari minyak mentah di proses secara
konversi di USA,
mekanisme yang terjadi berupa pembentukan
"ion karbonium" dan "radikal bebas". Dibawah ini ada
beberapa contoh reaksi konversi dasar yang penting:
1. Cracking atau
Pyrolisis
Cracking atau pyirolisis merupakan proses
pemecahan molekul-molekul
hidrokarbon besar menjadi molekul-molekul yang
lebih kecil dengan adanya pemanasan atau katalis. C7H15C15H30C7H15 C7H16 +
C6H12CH2 + C14H28CH2
minyak gas berat gasolin gasalin (anti knock)
recycle stock
Dengan adanya pemanasan yang cukup dan katalis
maka hidrokarbon paraffin akan pecah menjadi dua atau lebih fragmen dan salah
satunya berupa olefin. Semua reaksi cracking adalah endotermik dan melibatkan
energi yang tinggi.
Proses cracking meliputi:
* Proses cracking
thermis murni
Proses ini merupakan proses pemecahan
molekul-molekul besar dari zat
hidrokarbon yang dilakukan pada suhu tinggi
yang bekerja pada bahan awal selama waktu tertentu. Pada pelaksanaannya tidak
mungkin mengatur produk yang dihasilkan pada suatu proses crackingi, biasanya
selain menghasilkan bensin (gasoline) juga mengandung molekul-molekul yang
lebih kecil (gas) dan molekul-molekul yang lebih besar (memiliki titik didih
yang lebih tinggi dari bensin).
Proses cracking dilakukan unuk menghasilkan
fraksi-fraksi bensin yang berat yaitu yang mempunyai bilangan oktan yang buruk
karena umunya bilangan oktan itu meningkat jika titik didihnya turun. Maka pada
cracking bensin berat akan diperoleh suatu perbaikan dalam kualitas bahan
pembakarnya yang disebabkan oleh 2 hal, yaitu:
- Penurunan titik didih rata-rata
- Terbentuknya alken
Oleh karena itu bilangan oktan dapat meningkat
dengan sangat tinggi, misalnya dari 45-50 hingga 75-80.
* Proses cracking
thermis dengan katalisator
Dengan adanya katalisator maka reaksi cracking
dapat terjadi pada suhu
yang lebih rendah. Keuntungan dari proses
thermis-katalisator adalah:
- Perbandingan antara bensin terhadap gas
adalah sangat baik karena disebabkan oleh pendeknya waktu cracking pada suhu
yang lebih rendah.
- Bensin yang dihasilkan menunjukkan angka
oktan yang lebih baik.
Dengan adanya katalisator dapat terjadi proses
isomerisasi, dimana alkena dengan rantai lurus diubah menjadi hidrokarbon
bercabang, selanjtnya terjadi aromatik-aromatik dalam fraksi bensin yang lebih
tinggi yang juga dapat mempengaruhi bilangan oktan.
* Proses cracking
dengan chlorida-aluminium (AlCl3) yang bebas air
Bila minyak dengan kadar aromatik rendah
dipanaskan dengan AlCl3 bebas air pada suhu 180-2000C maka akan terbentuk
bensin dalam keadaan dan waktu tertentu. Bahan yang tidak mengandung aromatik
(misalnya parafin murni) dengan 2 atau 5% AlCl3 dapat merubah sebagian besar
(90%) dari bahan itu menjadi bensin, bagian lain akan ditingga/ sebagai arang
dalam ketel. Anehnya pada proses ini bensin yang dihasilkan tidak mengandung
alkena-alkena tetapi masih memiliki bilangan oktan yang lumayan, hal ini
mungkin disebabkan kerena sebagian besar alkena bercabang. Kerugian dari proses
ini adalah :
- Mahal karena AlCl3 yang dipakai akan
menyublim dan mengurai.
- Bahan-bahan yang dapat dikerjakan terbatas.
- Pada saat reaksi berlangsung, banyak sekali
gas asam garam maka harus memakai alat-alat yang tahan korosi.
2. Polimerisasi
Terbentuknya polimer antara ikatan molekul yang
sama yaitu ikatan bersama dari light
gasoline.
C C katalis C C
C – C = C + C – C = C C – C – C – C = C+ C - C-
C- C = C - C
suhu /tekanan C C C
rantai pendek tidak jenuh rantai lebih panjang
Proses polimerisasi merubah produk samping gas hirokarbon
yang dihasilkan pada cracking menjadi hidrokarbok liquid yang bisa digunakan
sebagai:
- Bahan bakar motor dan penerbangan yang
memiliki bilangan oktan yang tinggi.
- Bahan baku petrokimia.
Bahan dasar utama dalam proses polimerisasi
adalah olefin (hidrokarbon
tidak jenuh) yang diperoleh dari cracking
still. Contohnya: Propilen, n-butilen, isobutilen.
CH3 CH3 CH3 H3PO4
2CH3 – C - CH2 CH3 - C - CH2 - C = CH2 C12H24
CH3 tetramer atau tetrapropilen
Isobutelin diisobutilen (campuran isomer)
3. Alkilasi
Proses alkilasi merupakan proses penggabungan
olefin dari aromat atau
hidrokarbon parafin.
C katalis C
C = C + C - C - C C - C - C - C
C
etilen isobutan 2,2-dimetilbutan atau neoheksan
(unsaturated) (isounsaturated) ( saturated
branched chain)
Proses alkilasi adalah eksotermik dan pada
dasarnya sama dengan
polimerisasi, hanya berbeda pada bagian-bagian
dari charging stock need be unsaturated. Sebagai hasilnya adalah produk alkilat
yang tidak mengandung olefin dan memiliki bilangan oktan yang tinggi. Metode
ini didasarkan pada reaktifitas dari karbon tersier dari isobutan dengan
olefin, seperti propilen, butilen dan amilen.
4. Hidrogenasi
Proses ini adalah penambahan hidrogen pada
olefin. Katalis hidrogen adalah logam yang dipilih tergantung pada senyawa yang
akan di reduksi dan pada kondisi hidrogenasi, misalnya Pt, Pd, Ni, dan Cu.
C H2 C
C – C – C = C - C C - C – C – C - C
C katalis C C
diisobutilen isooktan
Disamping untuk menjenuhkan ikatan ganda,
hidrogenasi dapat digunakan untuk mengeliminasi elemen-elemen lain dari
molekul, elemen ini termasuk oksigen, nitrogen, halogen dan sulfur.
5. Hydrocracking
Proses hydrocracking
merupakan penambahan hidrogen pada proses
cracking. C17H15C15H30C7H15 + H2 C7H16 + C7H16
+ C15H32
6. Isomerisasi
Proses isomerisasi merubah struktur dari atom
dalam molekul tanpa adanya perubahan nomor atom.
3000C
C - C - C - C C - C - C
AlCl3
Proses ini menjadi penting karena dapat
menghasilkan iso-butana yang
dibutuhkan untuk membuat alkilat sebagai dasar
gasoline penerbangan.
CH3
CH3 - CH2 - CH2 - CH3 CH3 - CH - CH3
n-butana iso-butana
7. Reforming atau
Aromatisasi
Reforming merupakan proses konversi dari naptha
untuk memperoleh produk yang memiliki bilangan oktan yang tinggi, dalam proses
ini biasanya menggunakan katalis rhenium, platinum dan chromium.
Pengolahan Minyak
Mentah
Minyak
mentah merupakan campuran yang sangat kompleks maka perlu diolah lebih lanjut
untuk dapat dimanfaatkan. Gambar 9.5 merupakan
tempat pengolahan minyak mentah menjadi fraksi-fraksi minyak bumi, seperti yang
ada di SPBU dilakukan melalui penyulingan (distillation)
bertingkat.
1. Penyulingan Minyak Bumi
Minyak yang
ditambang masih berupa minyak mentah yang belum dapat digunakan. Untuk dapat
dimanfaatkan sebagai bahan bakar dan aplikasi lain, minyak mentah perlu diolah
di kilang-kilang minyak melalui penyulingan bertingkat dengan teknik
fraksionasi. Prinsip dasar penyulingan bertingkat adalah perbedaan
titik didih di
antara fraksi-fraksi minyak mentah. Jika selisih titik didih tidak berbeda jauh
maka penyulingan tidak dapat diterapkan (perhatikan Tabel
9.1).
Hidrokarbon
yang memiliki titik didih paling rendah akan terpisah lebih dulu, disusul
dengan hidrokarbon yang memiliki titik didih lebih tinggi. Jadi, secara
bertahap, senyawa hidrokarbon dapat dipisahkan dari campuran minyak mentah.
Tabel 9.1 Proses Penyulingan Minyak Mentah Menjadi
Fraksi-Fraksi Minyak Bumi
Distilat
|
Hasil
|
Jumlah Atom C
|
Aplikasi
|
Gas
Gasolin
Kerosin
Diesel
Pelumas
Residu
|
1
– 45 – 1011 – 1516 – 2021 – 40
> 50
|
Bahan
bakar gas, plastik,bahan kimiaBahan bakar cair (bensin), Bahan kimiaBahan
bakar pesawat, bahan bakar kompor, bahan kimiaBahan bakar diesel, bahan
kimiaPelumas, lilin, malam (wax)
Aspal,
zat anti bocor(waterproof)
|
Fraksi
minyak mentah yang pertama keluar dari penyulingan adalah senyawa hidrokarbon
dengan massa molekul rendah, kurang dari 70 sma. Fraksi ini dikemas dalam
tabung bertekanan sampai mencair. Hasil pengolahan pada fraksi ini dikenal
dengan LPG (liquid petroleum gas). Setelah semua
fraksi teruapkan, fraksi berikutnya yang keluar adalah fraksi gasolin. Suhu
yang diterapkan untuk mengeluarkan fraksi ini berkisar antara 40 – 200°C. Pada
suhu tersebut, hidrokarbon mulai dari pentana sampai oktana dikeluarkan dari
penyulingan (lihat titik didih pentana sampai oktana). Pada suhu kamar, wujud
dari fraksi ini adalah cairan tak berwarna hingga agak kuning dan mudah
menguap. Demikian seterusnya hingga semua fraksi dapat dipisahkan secara
bertahap berdasarkan perbedaan titik didihnya. Hasil fraksionasi itu menyisakan
residu yang disebut aspal berwarna hitam pekat.
2. Perengkahan Minyak Bumi
Untuk
memenuhi kebutuhan produk tertentu, hidrokarbon yang berantai panjang dapat
dipecah menjadi lebih pendek melalui proses perengkahan (cracking).
Sebaliknya, hidrokarbon rantai pendek dapat digabungkan menjadi rantai yang
lebih panjang (reforming). Untuk meningkatkan fraksi
bensin dapat dilakukan dengan cara memecah hidrokarbon rantai panjang menjadi
fraksi (C5–C9) melalui perengkahan termal.
Proses perengkahan ini dilakukan pada suhu 500°C dan tekanan 25 atm.
Hidrokarbon jenuh rantai lurus seperti kerosin (C12H26)
dapat direngkahkan ke dalam dua buah fragmen yang lebih pendek menjadi senyawa
heksana (C6H14) dan heksena (C6H12).
C12H26(l)→C6H14(l) + C6H12(l)
C12H26(l)→C6H14(l) + C6H12(l)
Keberadaan
heksena (alkena)
dari hasil perengkahan termal dapat meningkatkan bilangan oktan sebesar 10
satuan. Akan tetapi, produk dari proses perengkahan ini umumnya kurang stabil
jika disimpan dalam kurun waktu lama. Oleh karena produk perengkahan termal
umumnya kurang stabil maka teknik perengkahan termal diganti dengan perengkahan
katalitikmenggunakan katalis yang dilakukan pada suhu dan tekanan
tinggi. Perengkahan katalitik, misalnya alkana rantai panjang direaksikan
dengan campuran silikon (SiO2) dan alumina (Al2O3),
ditambah gas hidrogen atau katalis tertentu. Dalam reforming,
molekul-molekul kecil digabungkan menjadi molekul-molekul yang lebih besar. Hal
ini dilakukan guna meningkatkan produk bensin. Misalnya, butana dan propana
direaksikan membentuk heptana. Persamaan reaksinya:
C4H10(g) + C3H8(g)→C7H16(l) + H2(g)
C4H10(g) + C3H8(g)→C7H16(l) + H2(g)
3. Bilangan Oktan Minyak Bumi
Fraksi
terpenting dari minyak bumi adalah bensin. Bensin digunakan sebagai bahan bakar
kendaraan bermotor (perhatikan Gambar 9.6).
Sekitar 10% produk distilasi minyak mentah adalah fraksi bensin dengan rantai
tidak bercabang. Dalam mesin bertekanan tinggi, pembakaran bensin rantai lurus
tidak merata dan menimbulkan gelombang kejut yang menyebabkan terjadi ketukan
pada mesin. Jika ketukan ini dibiarkan dapat mengakibatkan mesin cepat panas
dan mudah rusak. Ukuran pemerataan pembakaran bensin agar tidak terjadi ketukan
digunakan istilah bilangan oktan. Bilangan oktan adalah
bilanganperbandingan antara nilai ketukan bensin terhadap nilai ketukan
dari campuranhidrokarbon standar. Campuran hidrokarbon yang dipakai
sebagai standar bilangan oktan adalah n-heptana dan 2,2,4-trimetilpentana
(isooktana). Bilangan oktan untuk
campuran 87% isooktana dan 13% n-heptana ditetapkan
sebesar 87 satuan. Terdapat tiga metode pengukuran bilangan oktan, yaitu:
a.
pengukuran pada kecepatan dan suhu tinggi, hasilnya dinyatakan sebagai bilangan
oktan mesin;
b.
pengukuran pada kecepatan sedang, hasilnya dinamakan bilangan oktan penelitian;
c.
pengukuran hidrokarbon murni, dinamakan bilangan oktan road
index.
Beberapa
hidrokarbon murni ditunjukkan pada Tabel 9.2.
Tabel 9.2 Bilangan Oktan Hidrokarbon
Hidrokarbon
|
Bilangan Oktan Road
Indeks
|
n-heptana
|
0
|
2-metilheptana
|
23
|
n-heksana
|
25
|
2-metilheksana
|
44
|
1-heptena
|
60
|
n-pentana
|
62
|
1-pentena
|
84
|
1-butena
|
91
|
Sikloheksana
|
97
|
2,2,4-trimetil
pentana
|
100
|
Makin
tinggi nilai bilangan oktan, daya tahan terhadap ketukan makin kuat (tidak terjadi
ketukan). Ini dimiliki oleh 2,2,4-trimetilpentana (isooktana), sedangkan n-heptana
memiliki ketukan tertinggi. Oleh karena 2,2,4-trimetilpentana memiliki bilangan
oktan tertinggi (100) dan n-heptana terendah (0) maka
campuran kedua senyawa tersebut dijadikan standar untuk mengukur bilangan
oktan. Untuk memperoleh bilangan oktan tertinggi, selain berdasarkan komposisi
campuran yang dioptimalkan juga ditambah zat aditif, seperti tetraetillead
(TEL) atau Pb(C2H5)4. Penambahan 6
mL TEL ke dalam satu galon bensin dapat meningkatkan bilangan oktan 15–20
satuan. Bensin yang telah ditambah TEL dengan bilangan oktan 80 disebut bensin
premium. Metode lain untuk meningkatkan bilangan oktan adalah
termal reforming. Teknik ini dipakai untuk mengubah alkana rantai
lurus menjadi alkana bercabang dan sikloalkana. Teknik ini dilakukan pada suhu
tinggi (500–600°C) dan tekanan tinggi (25–50 atm).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar